SEMARANG – Ribuan anak muda yang memadati festival musik indie modern disuguhi pemandangan tak biasa sebagai pembuka: sebuah pertunjukan Barongan Ndas Papat yang sarat filosofi Jawa. Momen kontras ini menjadi penanda dimulainya PentaK Labs 5: Tulang Lunak Bandeng Juwana, perayaan akbar 20 tahun eksistensi Kolektif Hysteria yang sukses menyedot sekitar 3.000 pengunjung di Kawasan Kota Lama, Sabtu (2/8/2025).

Acara yang digelar di dua panggung ini secara tegas memanifestasikan semangat Hysteria untuk menjadi "titik pertemuan", sebuah gagasan yang diamini oleh perwakilan Gubernur Jawa Tengah, Eris, yang menyebut perhelatan ini sebagai "pertemuan antara kota, komunitas, dan pengetahuan."

Penampilan magis dari Komunitas Seni Samar asal Kudus dengan Barongan Ndas Papat mereka di panggung Dengar Kota x Ditampart, menjadi pembuka yang tak biasa untuk perayaan 20 tahun Kolektif Hysteria

Semangat pertemuan itu terasa sejak sore hari di Dengar Kota x Ditampart Stage. Dibuka oleh Komunitas Seni Samar dari Kudus dengan Barongan Ndas Papat yang menggunakan properti ramah lingkungan, panggung ini juga menampilkan talenta beragam seperti Zizi, Catzy, Dressed Liked an Ocean, dan Japa Mantra.

Sementara itu, panggung utama mulai berdenyut pada malam hari. Setelah dibuka oleh Beverlyline, panggung secara bergantian diisi oleh penampilan LoON dan Figura Renata yang menjaga antusiasme penonton sebelum klimaks acara.

Beverlyline menjadi penampil musik pertama di Panggung Utama PentaK Labs 5, memanaskan suasana Kota Lama dengan energi baru.

LoON menjadi salah satu penampil yang menjaga antusiasme penonton sebelum puncak acara.

Figura Renata, saat tampil memukau ribuan penonton di Panggung Utama.

Antusiasme ini dirasakan langsung oleh para pengunjung yang hadir. Salah satunya adalah Bimo, yang mengaku sengaja datang sejak sore. "Saya senang dan sangat tertarik dengan semua rangkaian acaranya. Jarang banget ada festival yang isinya selengkap ini, dari barongan, talkshow, sampai musik-musik keren. Semuanya dapat," ujarnya.

Hal senada diungkapkan Riski. "Energinya positif banget. Melihat Kota Lama hidup dengan acara sekreatif ini bikin bangga. Semoga Hysteria terus konsisten ke depannya," tambahnya.

Puncak perayaan menjadi milik Efek Rumah Kaca (ERK). Alih-alih langsung menghentak, band asal Jakarta ini membuka penampilan mereka dengan mengajak 3.000 penonton ke dalam sebuah perenungan massal melalui lagu-lagu seperti "Melankolia" dan "Putih". Tensi kemudian meningkat dengan lagu-lagu gugatan seperti "Manifesto," "Perempuan," "Pasar," "Sebelah Mata," dan "Di Udara."

Di tengah penampilan yang membakar semangat ini, tampak lautan tangan mengacung ke udara, larut dalam alunan musik dan lirik-lirik kritis ERK.

Efek Rumah Kaca (ERK) membius ribuan penonton di Panggung Utama PentaK Labs 5 dengan penampilan energik dan lirik-lirik yang menggugah.

Tak lama berselang, bendera "One Piece", simbol kebebasan dari budaya pop, berkibar tinggi di antara lautan penonton, seakan memvisualisasikan lirik-lirik kritis yang dinyanyikan serempak. 

Salah satu penonton mengibarkan bendera 'One Piece', sebuah simbol budaya pop yang resonansinya menyatu dengan lirik-lirik kritis Efek Rumah Kaca.

Penampilan mereka berlanjut dengan lagu-lagu reflektif seperti "Rindu," "Funky," "Bersemi," dan "Balle," sebelum ditutup dengan ironi cerdas melalui lagu "Cinta Melulu."

Perayaan dua dekade ini pun menjadi bukti kekuatan daya tahan komunitas independen dan pentingnya ruang kreatif alternatif bagi sebuah kota.


Reporter & Penulis: Bowo Arifin Ryan Fanuchi

Post a Comment

أحدث أقدم